Merasa gagal dan terganggu secara psikis
Saat seseorang merasa gagal, kecewa, dan kesal, secara fisik tubuh akan mengalami perubahan. Mulai dari denyut jantung yang jadi semakin cepat, hingga pelepasan hormon adrenalin dan kortisol. Hal ini jika dibiarkan berlarut-larut dapat membuat emosi semakin tak terkendali.
Jika suami termasuk tipe yang sulit mengendalikan emosi, hal ini bahkan bisa membuatnya jadi mudah berteriak, membanting barang atau mendadak diam demi melampiaskannya.
Trauma menjadi salah satu masalah psikis yang juga bisa membuat suami sering marah, terutama yang berkaitan dengan masa anak-anak atau remaja. Coba perhatikan apakah tipe keluarganya juga cenderung mudah marah dan sulit mengendalikan emosi?
Apabila suami sering mendapatkan perlakuan kasar dari keluarganya saat anak-anak, besar kemungkinan kelak ia pun akan jadi mudah marah saat dewasa.
Dikutip dari Psychology Today, trauma saat proses tumbuh kembang berkaitan dengan masalah mental termasuk kemarahan, kesedihan, dan emosi yang sulit dikendalikan.
Dilansir Men Alive, pria dan wanita mengungkapkan stres dengan cara berbeda. Wanita cenderung lebih mudah menunjukkan pada orang banyak, sementara pria tidak. Memendam stres ini yang lama-kelamaan dapat membuat sedih dan tertekan, sehingga berujung pada marah.
Maka dari itu, suami pun biasanya akan lebih mudah menyalahkan diri sendiri ketika keluarganya mengalami masalah.
Rasa kesepian dan kurang diperhatikan apabila didiamkan juga bisa memicu rasa marah. Coba introspeksi diri dulu, apakah selama ini mungkin Bunda jarang memberikan perhatian untuk suami? Bisa jadi marah merupakan caranya untuk mendapatkan perhatian, lho.
Komunikasikan Perasaan dengan Baik
Saat suami marah, komunikasikan perasaanmu tanpa menyalahkan, ungkapkan dampak emosinya padamu dengan jelas. Buat dia paham bagaimana itu mempengaruhi hubungan. Dengan berbicara terbuka, mungkin dia lebih sadar dan berusaha mengendalikan diri. Ini dapat memperkuat hubungan dan memberikan kesempatan bagi kamu dan pasangan untuk lebih saling memahami satu sama lain.
Kenali Penyebab Suami Sering Marah
Foto: Suami Sering Marah Tanpa Alasan (Vixendaily.com)
Mungkin ada banyak penyebab suami sering marah. Namun satu penjelasan yang penting adalah bahwa suami memiliki batasan yang lemah.
Terkadang suami ingin mengatakan "ya" padahal dalam diri mengatakan "tidak". Artinya ada konflik antara apa yang terjadi dengan apa yang suami pikirkan.
Julie de Azevedo Hanks, Ph.D, LCSW, pemilik Wasatch Family Therapy mengatakan ada banyak hal lain yang mungkin terjadi.
“Kurang tidur, terlalu banyak hal yang dipikirkan, hingga hal-hal pelik lainnya, membuat suami sulit mengatur emosi,” tambahnya.
Baca Juga: 4 Penyebab Ibu Hamil Sensitif Terhadap Suami
Bersikap Tenang dan Jangan Balas dengan Emosi
Hadapi suami yang marah dengan tenang dan hindari membalas dengan emosi juga. Dengan sikap yang stabil, kamu dapat mencegah konflik membesar. Komunikasi bijak dapat menenangkan suasana, membangun pemahaman dan membuka jalan untuk penyelesaian masalah secara dewasa.
Tidak Pintar dalam Berkomunikasi
Kesulitan mengungkapkan perasaan membuatnya melampiaskan emosi negatif. Cemburu atau merasa diabaikan mungkin tidak disampaikan secara jelas, memicu reaksi marah sebagai bentuk ekspresi yang tidak efektif.
Ada Rasa Tidak Puas Terhadap Hubungan
Ketidakpuasan terhadap beberapa aspek dalam hubungan, seperti kurangnya pemahaman atau dukungan, dapat menyebabkan suami merespon dengan kemarahan bahkan terhadap hal-hal kecil.
Ketika seorang pria merasa terjebak dalam situasi yang membuat dirinya tidak bahagia, ini bisa menimbulkan kebencian dan kemarahan terhadap pasangan. Inilah yang kemudian muncul dalam bentuk kemarahan-kemarahan yang kadang tidak dipahami dengan baik oleh pasangannya
Tidak Mampu Mengungkapkan Rasa Kecewa
Suami yang sering marah mungkin sulit menyampaikan kekecewaannya secara langsung. Kesulitan mengungkapkan perasaan negatif bisa memicu reaksi marah sebagai cara tidak langsung untuk menyampaikan ketidakpuasan dan kekecewaan yang dirasakannya.
Coba Dengarkan Suami dengan Empati
Untuk menghadapi suami yang suka marah, praktikkan pendekatan empatik. Dengarkan dengan sabar tanpa menyerang balik. Pahami perasaannya dan berusaha melihat apakah kemarahannya terkait denganmu atau hubungan kalian.
Komunikasi empatik membuka ruang untuk pemahaman dan solusi bersama, serta mengurangi ketegangan dalam hubungan. Dengan pendekatan ini, mungkin akan lebih mudah bagi kamu dan suami untuk menangani konflik dan memperkuat ikatan emosional antara kalian berdua. Cara ini juga bisa menjadi media instropeksi jika memang kemarahan suami berkaitan dengan sikap atau perbuatanmu padanya.
Suami Merasa Tidak Dihargai
Tidak peduli seberapa besar rasa cinta kita terhadap pasangan, kita tetap membutuhkan apresiasi dari waktu ke waktu. Kita ingin agar effort yang sudah diberikan itu diapresiasi dan dihargai oleh pasangan.
Suami butuh rasa dihargai dan dibutuhkan dari istri agar merasa diperhatikan. Jika merasa diabaikan, dia mudah marah sewaktu istri lalai dalam hal-hal kecil sekalipun. Dan kadang hal ini terjadi tanpa disadari oleh suami itu sendiri. Karena itu, butuh komunikasi yang baik untuk bisa menyelesaikannya.
Baca Juga: Apakah Kalian Cocok? Kenali Dulu Love Language Pasanganmu!
Sedang Mengalami Stres dan Tekanan
Kalau selama pacaran suamimu tidak pernah marah dan setelah menikah dia jadi sering marah, kamu mungkin akan bertanya-tanya: suami sering marah pertanda apa? Salah satu penyebab orang mendadak jadi suka marah-marah bisa jadi karena mereka sedang stres atau tertekan.
Entah karena ada masalah dengan bisnis atau burnout dan lingkungan kerja toxic. Stres memicu reaksi emosional, merangsang amigdala otak, sehingga mudah marah sebagai bentuk pelepasan tekanan emosional yang terakumulasi.
Solusi Kami: Stress dan Burnout